BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Keberadaan bahasa merupakan keniscayaan
bagi manusia, karena bahasa merupakan salah satu pembeda antara hewan dan
manusia. Hal ini dikarenakan, hanya manusialah yang memiliki bahasa. Jadi,
sudah seharusnya disyukuri apa yang telah dikaruniakan oleh Sang Pencipta
kepada kita, yaitu bahasa.
Dalam sejarah perkembangannya, linguistik
dipenuhi berbagai aliran dan paham yang dari luar tampaknya sangat ruwet,
saling berlawanan dan membingungkan terutama bagi para pemula (Chaer,
2003:332). Sejarah linguistik yang sangat panjang telah melahirkan berbagai
aliran-aliran linguistik. Masing-masing aliran tersebut memiliki pandangan yang
berbeda-beda tentang bahasa, tapi pada prinsipnya aliran tersebut merupakan
penyempurnaan dari aliran-aliran sebelumnya. Oleh karena itu, dengan mengenal
dan memahami aliran-aliran tersebut akan menjadi pedoman bagi setiap orang
untuk dapat memilih atau mengacu kepada aliran linguistik apa yang menurutnya
baik. Dalam makalah ini akan dipaparkan salah satu tokoh yang
terpopluer, karyanyadanpemikiranya.
C. Rumusan Masalah
Rumusan masalah dalam makalah ini adalah sebagai berikut.
1. Bagaimana pandangan aliran gramatikal terhadap bahasa?
2. Bagaimanapandanganalirantransformasionalterhadapbahasa?
D. Tujuan Penulisan Makalah
Tujuan yang ingin dicapai dalam makalah ini adalah sebagai berikut..
1. Mendeskripsikan pandanganalirangramatikalterhadapbahasa.
2. Mendeskripsikan pandangananarxismedanmarxismeterhadapbahasa.
3.
Mesdeskripsikanpandanganalirantransformasionalterhadapbahasa.
E. Manfaat Penulisan Makalah
Manfaat penulisan makalah bagi pembaca antara lain sebagai berikut.
1. Menambah wawasan mengenai aliran
dalam Linguistik yang dicetusoleh Chomsky.
2. Memberi pemahaman baru tentang
Linguistik Umum.
3. MembukaCakrawalakeilmuankhususnyadalambidanglinguistik.
BAB II
PEMBAHASAN
A. Riwayathidup Chomsky
Avram Noam Chomsky adalah seorang profesor linguistik dari
Massachusetts Institute of Technology. Noam Chomsky lahir pada 7 Desember 1928
di Pennsylvania, Amerika Serikat. Dibesarkan di tengah keluarga berpendidikan
tinggi, pasangan Dr William Zev Chomsky dan ElsieSimonofsky. Ayahnya
dikenal sebagai ahli gramatika bahasa Ibrani, yang disebut harian New
York Times sebagai ahli gramatika bahasa Ibrani terkemuka yang menulis sejumlah
karya gramatika bahasa itu. Pada usia 12 tahun, Chomsky sudah membaca salah
satu karya berat ayahnya tentang tata bahasa Ibrani abad ke-13. Selain
memperkenalkan bahasa dan warisan budaya leluhurnya, Yahudi, ayah Chomsky juga
memperkenalkan tradisi intelektual yang kelak melekat dalam diri Chomsky.
Sementara ayahnya mewarisi tradisi kebebasan intelektual, ibunya
yang memiliki kecenderungan kekiri-kirian (anti kemapanan) menekankan kepadanya
tentang pentingnya keseimbangan untuk bertindak sebagai pemikir yang sekaligus
aktivi Noam Chomsky saat ini dikenal sebagai cendekiawan terkemuka, perintis
ilmu linguistik modern, seorang filsuf, analis sosial-politik, kritikus media
yang tajam, penulis lebih dari 70 buku caliber dunia, pemenang beberapa
anugerah dan penghargaan ilmiah. Bahkan para pengagumnya mensejajarkan Chomsky
dengan Karl Marx, Shakespeare. Buku yang ditulis oleh profesor di MIT ini pun
tergolong dalam 10 buku humanisme yang paling sering dikutip. Dia juga
dipujikan sebagai "one of the world's leading voices of dissent."
Pikiran-pikiran Chomsky dikenal sangat controversial.Kontroversi pikiran Chomsky
makin mengemuka sewaktu Presiden Venezuela Hugo Chaves, dalam sidang di PBB,
mengomentari karya Chomsky, Hegemony and Survival, dengan menyatakan:
"Pertama-tama, saya anjurkan kepada hadirin semua untuk membaca karya
Chomsky ini, salah seorang intelektual prestisius di Amerika dan dunia saat ini, ini
karya yang sangat baik untuk menjelaskan kepada kita apa yang telah terjadi
selama abad 20 kemarin, apa yang terjadi saat ini, dan apakah ancaman terbesar
dari planet kita pada abad ini,(yaitu) imperialism Amerika Serikat yang membuat
masa depan umat manusia dalam ancaman.
B. Karya Chomsky
Noam Chomsky dikenal luas karena kritikannya terhadap kebijakan
luar negeri Amerika Serikat, dan karya-karyanya sebagai seorang ahli
linguistik. Yang justru kurang dikenal darinya adalah dukungannya yang terus
menerus bagi tujuan-tujuan sosialis libertarian.Proses penerbitan buku-buku
Chomsky cukup menarik perhatian, mengingat dia jarang sekali berupaya untuk
mempublikasikan karya-karyanya. Tampaknya penggemar Chomsky selayaknya
berterimakasih kepada editor atau aktivis yang tertarik pada tulisannya,
kuliahnya, wawancaranya. Karena melalui antusiasme merekalah, karya-karyanya
bisa dibaca oleh audiens yang lebih luas daripada kelompok akademisi saja.
Ketika pertama kali menjalin kerjasama penerbitan, Chomsky memilih
penerbit kecil daripada penerbit sekelas Random House. Andre Schiffrir, mantan
Direktur Pelaksana di Pantheon yang menerbitkan buku-buku awal Chomsky tentang
politik selama tahun 1970-1980, mengenang, "Dia memberikan bukunya untuk
kelangsungan hidup penerbit-penerbit kecil." Meskipun Chomsky mulai
membangun reputasinya dan menarik sekelompok kecil penggemar pada era 1970-an
dan 1980-an dengan buku-buku linguistik dan sejumlah buku politik, tapi
sebenarnya, buku tipis bersampul lunak dan enak dibaca yang diterbitkan oleh
penerbit pada era akhir 1990-an telah membantu memperluas penyebarannya
baik di toko besar maupun kios-kios buku. Greeg Ruggiero, aktivis yang terlibat
dalam penerbitan Open Media Pamphlet Series pada era 1990-an, adalah orang yang
berperan dalam memperluas audiens pembaca karya-karya Chomsky. Dia kerap
menerbitkan pamflet-mudah difotokopi dari kuliah-kuliah Chomsky dan menjualnya
di pojok-pojok jalan di kota New York.
Setelah terbukti diminati, dia kemudian mengontak kios-kios buku di
seluruh negara bagian dan menjual 10 ribu kopi dengan cara itu. Pada 1995,
Ruggiero menawarkan serial ini ke Penerbit Seven Stories Press.Menurut
Publishers Weekly, setelah Serangan 11 September 2001, yaitu peristiwa 11
September, Chomsky telah menghasilkan dua buku laris yang terjual jutaan
eksemplar. Dia juga dinobatkan sebagai penulis buku terlaris bertema politik
yang belum tertandingi oleh penulis bertema sama yang ada di AS saat ini. Di
luar bencana yang ditimbulkan oleh serangan 11 September 2001 terhadap gedung
WTC New York, peristiwa ini juga meroketkan popularitas buku-buku Chomsky.
Ketika banyak orang merasa muak dengan sumber-sumber bacaan yang menjadi
propaganda pemerintah AS, buku-buku politik Chomsky yang kontroversial seperti
9-11 (Seven Stories, 2001) dan Power and Terror: Post 9-11 (Seven Stories,
2003) menjadi buku paling laris.
1. Bahasa Gramatikal
Beberapa
distingsi yang memperjelas pikiran filosofis dan linguistic dari Noam Chomsky adalah
competence, performance, deep structure, surface structure, ditambah dengan
istilah lainnya, yaitu Igenerative dan grammar. Dua kunci tujuan filosofis Noam
Chomsky adalah generative dan grammar.
Generative
mengandung dua makna, yaitu: pertama, menuju kepada pengertian produktivitas
dan kreativitas bahasa. Seperangkat kaidah atau pernyataan mana pun yang
memberikan kemungkinan untuk menganalisis bahasa atau struktur dari sejumlah
besar kalimat yang tak terbatas dapat disebut generative. Kedua, generative
mengandung keformalan dan eksplisif. Dari sudut pandang ini dapat dikatakan
bahwa secara tepat kombinasi unsur-unsur dasar (fonem, morfem, kata) yang di
izinkan dan tepat (well-formed).
Baginya
grammar itu haruslah menghasilkan semua kalimat-kalimat gramatika yang mungkin
ada dalam bahasa. Artinya, kalimat itu tak terhingga jumlahnya. Dengan
demikian, kalimat haruslah tersusun sedemikian rupa, hingga dengan berpatok
pada pola dan aturan yang ada dalam gramatika itu, bisa disusun kalimat apapun
yang mungkin ada dan tentunya gramatika dalam bahasa tertentu.
Dengan
didasarkan pada distingsi-distingsi tersebut sebenarnya Noam Chomsky ingin
menunjukkan tentang universalia bahasa atau kesemestaan bahasa, yang tidak
boleh tidak merupakan salah satu realitas dari dunia. Itu tak terbantahkan
adanya.Chomsky berpendapat bahwa dalam masalah bahasa, kaum strukturalis
mengacu pada kerangka pikir keperilakuan. Padahal, bahasa manusia itu sangat
rumit, tidak sesederhana seperti yang dipikirkan para penganut strukturalisme.
Menurut
Chomsky, jika kita ingin memahami bagaimana bahasa dikuasai dan dipergunakan
oleh manusia, kita harus memisahkan sistim kognitif secara tersendiri, suatu
sistem pengetahuan dan keyakinan yang berkembang sejak anak-anak, yang telah berinteraksi
dengan faktor-faktor lain, untuk menentukan jenis perilaku kebahasaan yang
dapat kita amati. Dalam istilah linguistik, Chomsky menggunakan istilah
‘kompetensi', yaitu yang mendasari tingkah laku manusia dalam berbahasa, tetapi
tidak disadari oleh manusia. Dari konsep ini dapat dimengerti bahwa bahasa itu
bukan murni "learned", melainkan "innate".
2. Transformasional
Aliran
transformasional ini dipelopori oleh Noam Chomsky yang merupakan reaksi dari
faham strukturalisme. Konsep strukturalisme yang paling ditentang adalah konsep
bahwa bahasa sebagai faktor kebiasaan (habit). Nama yang dikembangkan
untuk model tata bahasa yang dikembangkan oleh Chomsky ini adalah
Tranformational Generative Grammar tetapi dalam bahasa Indonesia lazim disebut
tata bahasa transformasi atau tata bahasa generative.
Dapat dikatakan bahwa tata bahasa tranformasional
lahir bersamaan dengan terbitnya buku Syntatic Structure pada tahun 1957. Teori
yang dikemukakan dalam buku ini sering disebut dengan nama “tata bahasa
transformasi klasik”. Adanya sambutan yang berupa kritik dan saran atas
kekurangan yang ada dalam teori itu menyebabkan munculnya lagi buku Chomsky
pada tahun 1965 dengan judul Aspect of The Theory of Syntax. Dalam buku ini,
Chomsky telah menyempurnakan teorinya mengenai sintaksis dengan mengadakan
beberapa perubahan yang prinsipil. Teori dalam buku versi 1965 ini dikenal
dengan nama “Standard Theory”. Kemudian dalam tahun 1972 diperkembangkan lagi
dan diberi nama “Extended Standard Theory”, yang kemudian pada tahun 1975
direvisi lagi, dan diberi nama “Revised Extended Standard Theory”. Terakhir
teori tentang tata bahasa transformasi ini direvisi lagi menjadi apa yang
disebut “government and binding theory”.
Kata bahasa dari setiap bahasa terdiri dari tiga
komponen yaitu (1) komponen sintaksis, (2) komponen semantik, dan (3) dan komponen
fonologis
Komponensintaksis merupakan komponen sentral karena
komponen inilah yang merupakan menentukan arti kalimat dan komponen ini pula
lah yang menggambarkan aspek kreativitas bahasa.
Komponen sematik memberikan interpretasi semantik pada
deretan unsur yang dihasilkan subkomponen sintaksis ati kalimat yang
dihasilakan ditentukan oleh komponen ini. Arti sebuah morfem dapat digambarkan
dengan memberikan unsur makna atau ciri semantik yang membentuk arti morfem
itu.
Komponen fonologi memberikan interpretasi fonologi
pada deretan unsur yang dihasilkan oleh kaidah transpormasi. Dengan memakai
kaidah fonologi deretan unsur tadi dapat diucapkan.
A. Pandangan Aliran Transformasional Terhadap
Bahasa
Adapun pandangan aliran transformasional terhadap bahasa adalah sebagai
berikut.
ü
Bahasa merupakan satu produk kebudayaan yang kreatif
manusiawi.
ü
Bahasa bukan merupakan rekaman tingkah laku luar yang
berupa bunyi yang dapat didengar, melainkan bahasa merupakan satu proses
mentalistik yang kelak kemudian dilahirkan dalam bentuk luar bunyi bahasa yang
didengar atau kelak dimanifestasikan dalam bentuk tulis.
ü
Bahasa merupakan satu proses produktif, sehingga
metode analisis bahasa harus bersifat deduktif
ü
Formalisasi matematis dapat juga dikenakan pada
formalisasi sistem produktif bahasa
ü
Analisis bahasa tidak dapat dilepaskan dari hakikat
bahasa yang utuh yakni bunyi dan makna.
ü
Menurut Chomsky salah satu tujuan dari penelitian
bahasa adalah untuk menyusun tata bahasa dari bahasa tersebut. Bahasa dapat
dianggap sebagai kumpulan kalimat yang terdiri dari deretan bunyi yang
mempunyai makna. Setiap tata bahasa merupakan teori dari bahasa itu sendiri,
dan tata bahasa itu harus memenuhi dua syarat, yaitu:
1. Kalimat yang dihasilkan oleh tata bahasa
itu harus dapat diterima oleh pemakai bahasa tersebut, sebagai kalimat yang
wajar dan tidak dibuat-buat.
2. Tata bahasa tersebut harus berbentuk
sedemikian rupa, sehingga istilah yang digunakan tidak berdasarkan pada gejala
bahasa tertentu saja, dan semuanya ini harus sejajar dengan teori linguistik
tertentu.
ü
Chomsky membedakan antara kemampuan (competence) dan
perbuatan berbahasa (performance). Dalam tata bahasa transformasional ini
kemampuanlah yang menjadi objeknya, meskipun perbuatan berbahasa juga penting.
Competence adalah kemungkinan yang terwaris dan tersimpan dalam otak manusia
itu memberikan kemungkinan kepadanya untuk melaksanakan proses berbahasa.
Dengan kata lain competence adalah pengetahuan yang dimilki oleh pemakai bahasa
mengenai bahasanya. Ia berpendapat bahwa sebenarnya kalimat yang kita dengar
dari seorang pembicara bahasa tertentu itu pada umumnya adalah kalimat-kalimat
yang baru. Sedangkan performance merupakan pencerminan dari competence, yang
juga dipengaruhi oleh berbagai situasi mental dan lingkungan real seperti
keterbatasan ingatan, keteledoran, kecerobohan dan sebagainya. Oleh karena itu,
agar performance benar-benar merupakan pencerminan competence atau bunyi dan
makna bersesuai dengan kaidah-kaidah competence, maka faktor-faktor
ekstralinguistik tersebut sejauh mungkin dihindari. Dengan kata lain dapat kita
katakan bahwa performance adalah pemakaian bahasa itu sendiri dalam keadaan
yang sebenarnya.
B. Prinsip-prinsip Dasar Aliran
Transformasional
Cengkeraman tata bahasa struktural dalam kajian
linguistik yang seakan tidak dapat dilepas lagi, sedikit demi sedikit mengalami
ketercabutan dengan dipublikasikannya gagasan Chomsky lewat bukunya Syntatic
Structure. Gagasan dasar Chomsky dalam buku tersebut , yang lebih lanjut
disebut dengan Tata Bahasa Generatif Transformasi Tahap Pertama (TGT-!), ialah
penolakannya terhadap asumsi utama strukturalisme yang beranggapan bahwa
kelayakan kajian kebahasaan ditentukan oleh deskripsi data kebahasaan secara
induktif . bagi Chomsky, kajian linguistik berkaitan dengan aktifitas mental
yang berkaitan dengan probabilitas, dan bukan berhadapan dengan data kajian
yang tertutup dan selesai sehingga dapat dianalisis dan dideskripsikan secara
pasti. Sebab itulah teori linguistik haruslah dikembangkan dengan bertolak dari
cara kerja secara deduktif yang dibangun oleh konstrk hipotetik tertentu.
Menurut aliran ini sebuah tata bahasa hendaknya
terdiri dari sekelompok kaidah yang tertentu jumlahnya, tetapi dapat
menghasilkan kalimat yang tidak terbatas jumlahnya. Seseorang bisa membuat
berbagai kalimat yang tidak terbatas jumlahnya dan bisa ia mengerti, yang mana
sebagian besar kalimat tersebut barangkali belum pernah diucapkan ataupun
didengar. kemampuan tersebut dinamakan aspek kreatif bahasa.
C. Kelemahan dan Keunggulan Aliran
Transformasional
Aliran transformasional memiliki kelemahan dan keunggulan adalah
sebagai berikut.
1. Kelemahan
Ø
Tidak mengakui eksistensi klausa sehingga tidak dapat
memilah konsep klausa dan kalimat.
Ø
Bahasa merupakan innate walaupun manusia memiliki
innate untuk berbahasa tetapi tanpa dibiasakan atau dilatih mustahil akan bisa.
Ø
Setiap kebahasaan selalu dikembalikan kepada
deep structure
2. Keunggulan
Ø
Proses berbahasa merupakan proses kejiwaan bukan
fisik.
Ø
Secara tegas memisah pengetahuan kebahasaan dengan
keterampilan berbahasa (linguistic competent dan linguistic performance).
Ø
Dapat membentuk konstruksi-konstruksi lain secara
kreatif berdasarkan kaidah yang ada.
Ø
Dengan pembedaan kalimat inti dan transformasi telah
dapat dipilah antarasubstansi dan perwujudan.
Ø
Dapat menghasilkan kalimat yang tak
terhingga banyaknya karena gramatiknya bersifat generatif.
B III
PENUTUPAN
Kesimpulan
Tokoh
dalam tata bahasa transformasi adalah Noam Chomsky dengan judul bukunya yang
terkenal dengan Syntactic Structure pada tahun 1957. Menurut Chomsky, salah
satu tujuan dari penelitian bahasa adalah untuk menyusun tata bahasa dari
bahasa tersebut. Tata bahasa itu harus memenuhi dua syarat, yaitu kalimat yang
dihasilkan oleh tata bahasa itu harus dapat diterima oleh pemakai bahasa
tersebut, sebagai kalimat yang wajar dan tidak dibuat-buat dan tata bahasa
tersebut harus berbentuk sedemikian rupa, sehingga satuan atau istilah yang
digunakan tidak berdasarkan pada gejala bahasa tertentu saja, dan semuanya .
Tiap
penutur bahasa, yang normal memiliki kemampuan (competence) bahasa. Dengan
kemampuan ini dia dapat membentuk kalimat-kalimat baru dan memahami
kalimat-kalimat yang belum pernah ia dengar. Tata bahasa adalah seperangkat
kalimat. Setiap kalimat terdiri dari sejumlah unsur dasar yang mempunyai
struktur tertentu dan tiap kalimat dapat diwujudkan berkali-kali secara
teoritis tanpa batas.
DAFTAR PUSTAKA
Chaer,
Abdul, Psikolinguistik; Kajian
Teoritik, Jakarta:
Rineka Cipta, Cetakan
Pertama, 2003.
Chaer,
Abdul, LinguistikUmum,
PT.RinekaCipta, Jakarta, CetakanKetiga 2007
Chaer,
Abdul, TeoriLinguistik,
Angkasa, Bandung 1985
No comments:
Post a Comment